Apa itu Skip Challenge?
Apa bahaya melakukan Skip Challenge?
Skip Challenge dilakukan oleh dua orang atau lebih. Cara yang terpopuler adalah si pelaku challenge berjongkok dan mengambil nafas dalam-dalam sekitar beberapa detik lalu berdiri. Kemudian, rekannya melakukan tekanan keras pada dada si pelaku.
![STOP SKIP CHALLENGE! STOP SKIP CHALLENGE](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg-UJi6KRvcQvvL66dT8ZHC9nK4gBZYVuFTazz7y5ISIBbB0caFduMw1NF5l5QYGarx9EyAi1_4ornLhgIvrxdGd5pj_sAI3M3YXjoBRzKDzxIQz3kcAw8mCvZ_NpPIc05bJq5dGTtbtM6T/s1600/STOP+SKIP+CHALLENGE.jpg)
Tekanan itu dilakukan sekeras-kerasnya dengan cara menempatkan tangan atau lutut pada dada si pelaku, duduk atau bahkan berdiri pada bagian dada si pelaku.
Tekanan pada dada ini untuk membuat sebuah kondisi kekurangan oksigen sehingga bisa membuat kehilangan kesadaran atau pingsan.
Kondisi pada otak saat skip challenge ini mirip yang terjadi sewaktu seseorang tenggelam, tersedak atau mengalami serangan jantung.
Ironisnya, pelaku Skip challenge ini kebanyakan adalah anak-anak dan remaja berusia antara 6 hingga 19 tahun.
Skip Challenge sendiri mulai dikenal pada tahun 1995 dengan nama Pass Out Challenge atau Choking Game.
Ntah siapa yang pertama melakukan dan mempopulerkannya, namun jika ditelusuri lebih jauh, Choking game adalah "permainan" yang kerap dilakukan oleh pelaku penyimpangan seksual yang dinamakan Erotic Asphyxiation atau Breath Control Play yaitu pembatasan aliran oksigen ke otak untuk tujuan mendapatkan gairah atau sensasi seksual .
Jelas ini BUKAN PERMAINAN bagi anak-anak, remaja bahkan orang dewasa sekalipun!
Skip Chalenge atau Pass Out Challenge ini sangat berbahaya karena dampak yang ditimbulkan berakibat fatal bagi pelakunya.
Dampak jangka pendeknya bagi pelaku Skip Challenge antara lain:
- Kekurangan oksigen yang menyebabkan sering pingsan dan kejang.
- Luka, lecet, terkilir atau sakit pada bagian leher, kepala, wajah, dan tubuh akibat benturan benda keras saat jatuh pingsan.
Sedangkan dampak jangka panjang antara lain :
Akibat kekurangan oksigen walau pun hanya dalam beberapa menit saja dalam menimbulkan cedera otak. Juga dapat mengakibatkan kerusakan yang menyebabkan matinya sel-sel otak dan sel-sel tubuh lainnya hanya dalam hitungan menit saat tubuh kekurangan oksigen.
Kerusakan sel-sel ini sangat berakibat fatal, apalagi jika yang rusak itu sel otak dan sel tubuh lain yang tidak bisa diperbaiki. Mengakibatkan gejala stroke sampai gangguan kecerdasan. Hal ini juga bisa berujung pada cacat jangka panjang baik secara mental dan fisik bahkan kematian.
Saat dada ditekan dengan kuat, pembuluh darah besar akan tertekan dan menghambat aliran darah beroksigen ke otak. Hal ini akan menyebabkan kejang dan pingsan.
Bahkan pengembangan Skip Challenge ini juga ada yang melakukannya dengan cekikan pada leher. Mencekik leher ini dilakukan sendiri atau dengan bantuan orang lain. Persis seperti breath control play.
Lalu apa yang mendorong mereka melakukan Skip Challenge?
Jawabannya mungkin beragam...
Namun jika dilihat dari usia pemainnya yang masih anak-anak dan remaja, alasan mereka melakukan ini adalah rasa ingin tahu dan agar mendapat pengakuan dari teman-temannya sebagai seorang yang pemberani dan hebat.
Bahkan beberapa sumber menyebutkan, pelaku saat aksi skip challenge akan mendapatkan sensasi "melayang" yang hampir serupa ketika seseorang mengkonsumsi obat-obat terlarang. Bedanya skip challenge hanya meninggalkan bekas fisik berupa memar atau luka, tidak meninggalkan zat kimiawi seperti obat-obatan terlarang saat dilakukan pemeriksaan.
Sensasi rasa "melayang" atau fly itu mereka percaya dapat menghilangkan stres dan sebagai sarana pelepasan beban emosi mereka.
Sekali lagi, persis seperti Erotic Asphyxiation.
Anak-anak dan remaja yang melakukan Skip Challenge ini tidak menyadari betapa cepatnya mereka akan kehilangan kesadaran hingga tak sempat mengambil tindakan apa pun.
Pada saat Skip Challenge, kekurangan oksigen pada otak dapat menimbulkan kerusakan pada sel-sel tubuh lain, misalnya kerusakan hingga menyebabkan matinya sel pada bagian mata yang akan mengganggu penglihatan.
Selain itu juga akan mengakibatkan terjadinya gangguan akibat matinya sel motorik, yang gangguan fungsi motorik pada tubuh.
Saat terjadi gangguan fungsi motorik, si pelaku tidak dapat mengontrol tangan, kaki dan bagian tubuh lainnya.
Ini sangat berbahaya...
Karena saat pingsan, si pelaku tidak dapat mengontrol tubuhnya untuk menghindari benturan pada benda-benda keras dan berbahaya terutama pada wajah dan kepala.
Pada tahun 2012, Oregon Health Authority bersama CDC (Centers for Disease Control) menemukan korban jiwa sebanyak 82 anak usia 6 - 19 tahun meninggal sepanjang rentang waktu 1995 - 2007.
Lalu apa ciri seseorang pernah melakukan Skip Challenge?
- Biasanya terdapat memar pada sekitar dada, wajah, tangan, kaki akibat terjatuh saat pingsan. Juga memar akibat bekas cekikan dibagian leher jika menggunakan leher sebagai media. Para pelaku akan berusaha menutupi bekas-bekas ini agar tidak menjadi perhatian dan mengundang pertanyaan orang tua atau orang sekitarnya. Karena si pelaku tidak akan dapat menjelaskan bagaimana memar itu dapat terjadi.
- Sakit kepala yang berkelanjutan setelah melakukan skip challenge. Akan terus berlangsung selama beberapa hari setelah skip challenge dilakukan.
- Mata pelaku akan memerah, seperti mata lelah.
- Pelaku seperti orang kehilangan kesadaran atau disorientasi pada keadaan lingkungan.
Skip Challenge ini benar-benar dan sangat sangat berbahaya.
Sangat penting bagi para orang tua untuk memberikan penjelasan kepada putra-putrinya betapa berbahayanya dan sama sekali tidak ada keuntungan melakukan skip challenge.
Para orang tua juga harus menyadari bahwa perannya sangat penting bagi perkembangan emosi anak. Berbicara dan berdiskusi sebagai teman bagi anak tentu akan lebih baik daripada hanya melarang ini itu tanpa mau mengetahui situasi apa yang sedang si anak hadapi.
Keterbukaan orang tua dan anak sangat penting. Terutama pada jaman sekarang ini dimana bullying pada anak sering terjadi. Anak tidak nyaman curhat dengan orang tua, sehingga ia menelan bulat-bulat semua masalah yang dihadapinya baik disekolah atau dilingkungan mainnya.
Harap diingat, pelaku skip challenge terkadang bukan hanya karena murni kemauan si pelaku. Bisa saja terjadi karena ancaman-ancaman yang diterima pada dirinya.
Peran guru-guru di sekolah juga sangat penting dalam menjaga keselamatan anak-anak didik dalam melakukan aktivitas yang mungkin saja berbahaya di sekolahnya.
Mohon ibu dan bapak guru, agar lebih aktif dan melakukan monitor terhadap kegiatan dan perilaku anak didiknya.
Pekalah terhadap indikasi bullying yang kerap terjadi di sekitar lokasi didik anda. Jangan pernah menganggap enteng setiap bullying yang dilakukan oleh sekelompok siswa-siswi terhadap siswa-siswi lainnya. Kami para orang tua menitipkan anak kami untuk di didik mendapatkan ilmu pengetahuan demi masa depannya. Jangan sampai ada korban sia-sia dari sebuah permainan konyol atau bullying.
Sebagai orang tua, mari Mak, Bunda, mulai hari ini kita lindungi anak kita dari tindakan-tindakan yang dapat merugikan dirinya, yang sebenarnya dapat dicegah jika kita mau saja meluangkan waktu sedikit hanya sekedar mendengar keluh kesahnya tanpa ancaman amarah.
STOP SKIP CHALLENGE!
Jika Mak dan Bunda ada saran terkait hal ini, silahkan tinggalkan komentar ya...
5 comments
Permainan anak2 jaman sekarang aneh2 dan banyak risikonya ya. Bikin khawatir aja
iya mba, byk pengaruh internet dan sosmed, kita jadi harus extra dalam mengawasi.
aku bingung lama2 mba, kok makin ngawur aja sih permainan anak skr ini.. jamanku dulu kyknya msh normal semua anak2nya -__- .. duuuh gusti, moga2 anakku ga ada yg terpengaruh ama permainan2 berbahaya gini...
Amiiin. Semoga ya mak...
Wah ternyata ini sudah ada sejak 1995 ya. Ngeri banget skip challenge... bisa menyebabkan cacat fisik bahkan kematian. Anak2 harus dikasih wejangan ini. Makasih infonya ya mam.
Terima kasih atas kunjungannya. Silahkan tinggalkan komentar jika berkenan, agar saya bisa balas berkunjung. Komentar spam dan mengandung link hidup/mati, akan langsung dihapus. 🔁